Khutbah Idul Fitri Bahasa Madura Tahun 1440 H. / 2019 M. Nur Amin Official Juni 03, 2019 khutbah hari raya idul Fitri , Khutbah idul Fitri , materi khutbah idul fitri. ContohKhutbah Ke 1 Idul Fitri اللهُ اَكْبَرْ (3×) اللهُ اَكْبَرْ (3×) اللهُ اَكبَرْ (3×) اللهُ اَكْبَرْ كُلَّمَا هَلَّ هِلاَلٌ وَاَبْدَرَ اللهُ اَكْبَرْ كُلَّماَ صَامَ صَائِمٌ وَاَفْطَرْ اللهُ اَكْبَرْكُلَّماَ تَرَاكَمَ سَحَابٌ وَاَمْطَرْ وَكُلَّماَ نَبَتَ نَبَاتٌ وَاَزْهَرْوَكُلَّمَا اَطْعَمَ قَانِعُ اْلمُعْتَرْ. أَيْنَمَاتَكُونُوا يُدْرِكْكُمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنْتُمْ فِي بُرُوجٍ مُشَيَّدَةٍ "Di mana pun kamu berada, pastilah akan dicapai oleh maut sekalipun kamu di benteng yang tinggi lagi kokoh". Annisa Ayat : 78 Hadirin sidang Sholat Jum'ah yang dirahmati Allah. Khutbah Idul Fitri 2023 Bahasa Madura biasanya dimulai dengan pujian kepada Allah SWT, disertai dengan salam dan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW. Baca Juga: 10 Kata Kata Mutiara Akhir Ramadhan, Kata Kata Bijak Menyejukkan Hati, Menginspirasi dan Memotivasi. Istiqamahberibadah setelah ramadhan ini merupakan rekaman khutbah jumat yang disampaikan oleh ustadz abu yahya. 'idul adha sering disebut 'idul qurban, artinya hari raya penyembelihan. Setiap muslim yang berkemampuan diharuskan menyembelih hewan qurban pada hari nahar tanggal 10 atau hari tasyrik tanggal 11,12 dan 13 bulan dzulhijjah. Download PDF. Naskah khutbah Idul Fitri 1444 H dengan bahasa Madura berikut ini mengajak kepada para jamaah shalat sunah hari raya untuk terus konsisten dalam menunaikan ibadah kepada Allah swt, sekalipun bulan Ramadhan sudah pergi. Sebab, melakukan ibadah, ketaatan, dan kebaikan tidak memiliki batas waktu. Tuesday, 12 December 2023. Khutbah Jumat Bahasa Madura: Asokkor atas Sadejeh Nikmat. Kam, 19 Januari 2023 | 12:00 WIB. Ilustrasi: Khutbah (NU Online - Mahbib). Sunnatullah. Kolomnis. Download PDF. Salah satu perbuatan manusia yang sangat Allah senangi adalah bersyukur kepada-Nya. KhutbahIdul Fitri Bahasa Madura 2019 02/06/2019 Leave a Comment ASSALMU ALAIKUM WR. WB اللهُ أَكْبَرُ «تسعا»، الله أَكْبَرُ كَبِيْرًا، وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا، وَسُبْحَانَ اللهِِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً، لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ، وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ. Download PDF. Materi khutbah Jumat Bahasa Madura ini mengingatkan kembali perihal pentingnya mengisi bulan Rabiul Awal yang diyakini sebagai bulan kelahiran Nabi Muhammad, sebagai momentum untuk meneladani segala perbuatan dan perilaku nabi selama hidup di dunia. Taqabbalallahu minna wa minkum, shiyamana wa shiyamakum. Mohon maaf lahir dan batin. Apa Itu Khutbah Idul Fitri Singkat Bahasa Madura? Khutbah Idul Fitri adalah salah satu tradisi yang dilakukan oleh umat Muslim di seluruh dunia setelah menyelesaikan puasa Ramadan. Daftar isi : Khutbah Idul Fitri Bahasa Madura. Dan apakah Idul Adha samangken ka'dhinto aropa aghi se seyaar settong sejarah manusia se agung, sejahar dari settong manusia se aghendhu' gelar "Abul Anbiya'" (Bapaknah para nabi), Ibrahim se Asma epon bennya' dihubungkan dengan SAW Nabi Nabi Muhammad. Khutbah. 15 April 2023. Khutbah Idul Fitri Bahasa Madura: Are Kaangghuy Muhasabah. Oleh Fahri Farghiz. 4 min. dibaca. 0. Foto: NU Online. - Advertisement - #Khutbah I. اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ. Judul Asli: Khutbah Idul Fitri: Tiga Ciri Sukses Ramadhan di Momen Lebaran; Alih Bahasa: Tim LTMNU PCNU Sumenep. File khutbah di atas dalam bentuk PDF ukuran Folio, klik tombol di bawah ini. DOWNLOAD KhutbahBerbahasa Madura Iedul Fitri Tahun 1440 H Guru Jugan عيد الفطر Īdul-Fiṭr adalah hari raya umat Islam yang jatuh pada tanggal 1 Syawal pada penanggalan Hijriyah. Teks khutbah idul fitri arab. Belajar Khutbah Idul Fitri di Rumah Disertai Teks Arab-Latin Mudah dan Ringkas Cocok Untuk Pemula Play Video Download. Khutbah Idul Fitri 2023 Bahasa Madura | 3 Ngereng sami emut tor dhâddhi kapekkeran bhâdhân kaulâ sadhâjâ e are samangken kakdinto, are idul fitri, ampon bânnya' bhâlâ kaulâ sadhâjâ, tatangghâ kaulâ sadhâjâ, kanca kaulâ sadhâjâ, se ampon adhingghâllaghi kaulâ sadhâjâ madhep da' ajunannepon Allah Swt. 9zUjX. Naskah khutbah Idul Fitri kali ini mengajak kepada khalayak untuk bersikap baik, tidak maksiat, dan banyak mengingat Allah swt sebagai modal penting untuk dapat mudik kembali ke surga, tempat asal manusia diciptakan pertama kali. Untuk mencetak naskah khutbah Idul Fitri ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini pada tampilan dekstop. Semoga bermanfaat! Redaksi. Khutbah I اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ وَ لِلّٰهِ الْحَمْدُ الْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ جَعَلَ لِلصَّائِمِيْنَ يَوْمَ عِيْدِ الْفِطْرِ مَغْفُوْراً عَنِ الذُّنُوْبِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ الَّذِيْ رَحْمَتُهُ الْمَطْلُوْبُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ سَيِّدُ الْعَجَمِ وَالْعُرْبِ. أَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الشَّافِعِ فِي الْيَوْمِ الْمَوْعُوْدِ, وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْوَدُوْدِ. اَللهُ أَكْبَرُ. اَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ فِيْ مَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى اللهُ عَنْهُ وَحَذَّرَ Jamaah yang dimuliakan Allah swt, Marilah kita panjatkan puji dan syukur kita kepada Allah swt yang telah memberikan kita nikmat iman, Islam, dan sehat wal afiat sehingga kita dapat melaksanakan shalat Idul Fitri pada pagi hari ini. Shalawat dan salam, mari kita haturkan kepada Nabi Muhammad saw, juga kepada keluarganya, dan sahabatnya. Semoga, kita semua selaku umatnya mendapatkan berkah dan syafaatnya. Tak lupa, khatib mengajak jamaah sekalian untuk dapat meningkatkan takwa kita semua kepada Allah swt. Sebab, hanya ketakwaanlah yang menjadi jaminan kita di sisi Allah swt. Ketakwaan kita juga yang menjadi kunci untuk memuluskan kita agar mendapat Rahmat-Nya sehingga kita bisa masuk ke dalam surga-Nya yang penuh kenikmatan. Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah swt, Idul Fitri yang kita rayakan hari ini sejatinya merupakan momentum yang sangat tepat bagi kita untuk dapat kembali ke jalur yang benar untuk mudik ke tempat tinggal kita sesungguhnya, yaitu surga. Sebagaimana diketahui bersama, pada mulanya, manusia kali pertama diciptakan tinggal di surga, yaitu Nabi Adam as. Kemudian, Nabi Adam diturunkan ke bumi sampai lahir kita saat ini. Turunnya manusia ke muka bumi itu dijadikan oleh Allah swt sebagai khalifah, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 30 berikut. وَاِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ ِانِّيْ جَاعِلٌ فِى الْاَرْضِ خَلِيْفَةًۗ قَالُوْٓا اَتَجْعَلُ فِيْهَا مَنْ يُّفْسِدُ فِيْهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاۤءَۚ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَۗ قَالَ اِنِّيْٓ اَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ Artinya, “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” Jamaah shalat Idul Fitri yang berbahagia, Apa itu yang dimaksud khalifah? Imam Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya menjelaskan, bahwa khalifah yang dimaksud adalah manusia merupakan pengganti Allah swt di muka bumi untuk berlaku adil terhadap makhluk-makhluk ciptaan Allah swt yang lainnya. Mengutip Muhammad bin Ishaq, Imam Ibnu Katsir mengungkapkan makna lain dari khalifah, yaitu orang yang tinggal dan memakmurkan bumi. Namun, ketika Allah swt menciptakan sosok manusia yang dijadikan sebagai khalifah, malaikat tidak ada yang percaya. Menurut mereka, nantinya makhluk yang diciptakan ini justru merusak dan menumpahkan darah. Dalam kitab Tafsir Jalalain, disebutkan bahwa merusak yang dimaksud adalah dengan melakukan berbagai maksiat. Lebih terang, Imam al-Shawi menegaskan bahwa merusak yang dimaksud adalah dengan keputusan kekuatan syahwat, sedangkan menumpahkan darah merupakan ekspresi dari keputusan kekuatan amarahnya. Mendengar protes malaikat itu, Allah swt menegaskan bahwa Dia lebih mengetahui atas keputusan-Nya itu. Dijelaskan lebih lanjut oleh Imam al-Shawi, bahwa ada satu potensi manusia yang tidak dilihat malaikat, yaitu keputusan akalnya yang melahirkan keutamaan dan kesempurnaan. Imam Jalaluddin al-Suyuthi menambahkan bahwa hal yang tidak diketahui malaikat itu adalah kemaslahatan yang dilahirkan dari Nabi Adam. Jamaah shalat Idul Fitri yang dimuliakan Allah swt, Oleh karena itu, kita sebagai anak cucunya, harus dapat menjadi khalifah dari Nabi Adam, penggantinya yang meneruskan dan menjaga bumi sebagai langkah untuk mudik kembali ke surga, tempat kita berpulang. Sebab, hanya orang-orang yang dapat menjaga nafsunya yang dapat kembali mudik ke tempat asalnya, dalam hal ini surga. Yaitu orang yang tidak merusak bumi, baik secara lahir dengan membuang sampah sembarangan, menebang pohon seenaknya, dan lainnya, ataupun dengan perilaku maksiat. Juga orang yang tidak menumpahkan darah, baik secara lahir dengan seenaknya menumpahkan darah orang lain, ataupun secara yang lebih sederhana, yaitu mudah mengeluarkan amarahnya. Allah swt dalam Al-Qur’an surat Al-Fajr ayat 27-30 telah menegaskan siapa yang dipersilahkan untuk memasuki surga-Nya. يٰٓاَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَىِٕنَّةُۙ ارْجِعِيْٓ اِلٰى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةًۚ فَادْخُلِيْ فِيْ عِبٰدِيْۙ وَادْخُلِيْ جَنَّتِيْࣖ Artinya, “Wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan rida dan diridai. Lalu, masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku. Dan masuklah ke dalam surga-Ku!” Pertanyaannya, apa yang dimaksud dengan jiwa yang tenang? Siapa pemilik jiwa yang tenang? Lalu, siapa hamba-hamba-Ku yang dimaksud pada ayat tersebut? Imam Jalaluddin al-Mahalli dalam Tafsir Jalalain menegaskan bahwa pemilik jiwa yang tenang ialah orang yang beriman. Diperjelas dalam kitab Hasyiyah al-Shawi, bahwa jiwa yang tenang itu bukan saja orang yang beriman, melainkan ada juga yang menyebutnya orang yang rida atas ketetapan Allah swt ataupun orang yang selalu menenangkan jiwanya dengan berdzikir atau menyebut asma-Nya. Rasulullah saw bersabda ذِكْرُ اللّٰهِ عَلَمُ الْإِيْمَانِ وَبَرَاءَةٌ مِنَ النِّفَاقِ وَحِصْنٌ مِنَ الشِّيْطَانِ وَحِرْزٌ مِنَ النِّيْرَانِ Artinya, “Dzikir kepada Allah merupakan tanda iman, pembebas dari kemunafikan, benteng dari setan, dan penjaga dari neraka.” Adapun yang dimaksud dari hamba-hamba-Ku yang disebut akan membersamai orang berjiwa tenang adalah orang-orang saleh, sebagaimana yang disebutkan dalam kitab Tafsir Jalalain dan Tafsir Marah Labid. Oleh karena itu, jamaah shalat Idul Fitri sekalian, mari kita memperbanyak dzikir, mengurangi maksiat, meminimalkan perilaku merusak bumi, dan membatasi amarah kita. Itulah sesungguhnya pelajaran yang harus diterapkan kita selepas menuntaskan berpuasa penuh di dalam bulan Ramadhan. Dengan begitu, inyaallah, semoga kita semua menjadi bagian dari pemilik jiwa yang tenang, yang dipanggil Allah swt dan dipersilakan untuk memasuki surga-Nya bersama hamba-hamba-Nya yang saleh. اَللّٰهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ نَفْسًا مُطْمَئِنَّةً ، تُؤْمِنُ بلِقائِكَ ، وتَرْضَى بِقَضَائِكَ ، وتَقْنَعُ بعَطائِكَ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ وَ لِلّٰهِ الْحَمْدُ Khutbah II اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ. الْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ أَعَادَ الْاَعْيَادَ وَكَرَّرَ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ الْمَلِكُ الْأَكْبَرُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ خَيْرُ الْخَلَائِقِ وَالْبَشَرِ. أَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الشَّافِعِ فِي الْمَحْشَرِ, وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْأَطْهَرِ. اَللهُ أَكْبَرُ. اَمَّا بَعْدُ فَيَاأَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى اِنَّ اللهَ وَ مَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يٰأَيُّهَا الَّذِيْنَ أٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَ سَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ حَبِيْبِكَ صَاحِبِ الْوَجْهِ الْاَنْوَرِ وَ عَلٰى أٰلِهِ وَارْضَ اَللّٰهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ. وَعَنْ اَصْحَابِ نَبِيِّكَ اَجْمَعِيْنَ. وَالتَّابِعِبْنَ وَتَابِعِ التَّابِعِيْنَ وَ تَابِعِهِمْ اِلٰى يَوْمِ الدِّيْنِ اَللّٰهُمَّ أَعِزَّ الْاِسْلَامَ وَ الْمُسْلِمِيْنَ وَأَصْلِحْ جَمِيْعَ وُلَاةَ الْمُسْلِمِيْنَ وَأَعْلِ كَلِمَتَكَ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالطَّاعُوْنَ وَالْاَمْرَاضَ وَالْفِتَنَ مَا لَا يَدْفَعُهُ غَيْرُكَ عَنْ بَلَدِنَا هٰذَا اِنْدُوْنِيْسِيَّا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا اٰتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِي الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ وَ لِلّٰهِ الْحَمْدُ Ustadz Syakir NF, Imam Masjid Baitul Maqdis, Padabeunghar, Pasawahan, Kuningan, Jawa Barat - Advertisement - Khutbah Iاَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ ِللهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً، لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ، صَدَقَ وَعْدَهُ، وَنَصَرَ عَبْدَهُ، وَأَعَزَّ جُنْدَهُ، وَهَزَمَ اْلأَحْزَابَ وَحْدَهُ، لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ، لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَ اللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ وَفَّقَنَا ِلإِتْمَامِ شَهْرِ رَمَضَانَ وَأَعَانَناَ عَلىَ الصِّيَامِ وَالْقِيَامِ وَجَعَلَنَا خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ للِنَّاسِ. نَحْمَدُهُ عَلَى تَوْفِيْقِهِ وَهِدَايَتِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ الْمَلِكُ الْحَقُ الْمُبِيْنُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ خَاتَمُ النَّبِيِّيْنَ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنَ. أَمَّا بَعْدُفَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ، وَأَحُسُّكُمْ عَلَى طَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ أَعُوذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ، بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ، شَهْرُ رَمَضانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّناتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ وَمَنْ كَانَ مَرِيْضاً أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلا يُرِيْدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَAllahu Akbar, wa lillahil hamdTellasan ka’dinto biasa epon etandai kalaban rasa gumbira seterjadi eman-ka’dimman tempat. Soara takbir epearsa e malam are tellasan, torkadang jùgân elaksanaagi takbir keliling. E baja lagguh ummat islam ngagem rasokan serba anyar, banyak daaran sae eseapagin tor siap asilaturahmi da’ sadâjâ bâlâ tor tatanggâ. Sabagian jugân, bada se arekreasi ka tempat-tempat epearsa sareng bâdân kaule sadâjâ, oreng Islam e are tellasan parepaen “araya’aghi are kamennangan”. Nangeng tak ngagâli, mennang dari ponapa se emaksod? Jamaah Sholat Ied Hafidakumullah…Tellasan Idul fitri tebâ sa’amponna ummat Islam alaksana’agin poasa wajib sabulan bènteng e bulan Ramadhan. Sabulan bènteng oreng kasebbùt nahan lapar, pelka’ tor hal laen se mabâttal poasa mulae dari ngombâr pajjâr kantos compettâ are. Metorot bhasa epon, Shaum poasa andik makna sesame sareng oca’ Imsak se gâdùwan arte nahan. Bulan ramadhan aropaagin alat kangguy alateh nahan aba’ dari sadâjâ semabâttal poasa tor gùdâ’ân- gùdâ’ân laen lateyan kasebbùt aropa’agin larangan atas parkara seasal epon halal daddi haram, akadhì adâ’âr tor ngenum. Ka’dinto menangka inti dari tahapan alateh aba’. Seka’dimma maksod epon enggi ka’dinto, manabi ummat Islam dari barang se halal saos ampon bisa ngekker tor nahan ponapa pole dari barang tor kalakoan se haram. Poasaan ka’dinto akadhìya “Ujian Pelulusan” mongguh nak-kanak mored. Sabulan bènteng egembleng, elateh kanggùy ajâr onggù-onggù, ngorange bakto amaen, olle bisa lulus ujian tor bisa ajauhi parkara-parkara se bisa ngorangi kasamporna’an epon nilai tanto bisaos lebbi dari sakadâr lateyan. Nangeng, menangka proses nyetak aba’ e bakto etotta’na rahmat epon guste Allah, pangaporana Allah, tor salameddâ dari apoy naraka. Sadâjâ kalakoan egânjar akadhì gânjârân ibadah fardu. Ibadah fardu ganjaran epon mored se asakolah, biasa epon bâdì narema rapot saamponna alastareagin ujian, saka’dinto jugân oreng Islam se alaksana’agin poasa. Samponna ngalebadìn bakto istijabah tor istimewa sabulan bènteng, ummat Islam jùgân berhak ngaolle hasel hasil epon? Jawaban epon tak laen enggi ka’dinto predikat “takwa” akadhì se edabuagin Allah Swt e sorat al-Baqarah ayat 183يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ“Ey oreng-oreng se padha iman, ewajibagi atas bekna apoasa akadi ewajibagin jùgân atas oreng-oreng sabelunna bekna sopaja bekna dadi oreng se takwa”Takwa aropa’agin tingkatan paleng tenggìna dârajât kamuljâ’ân manussa. Tenggì mandâppa dârajâtta manossa etantoagin sareng tenggì buntena dârajât ketakwaan أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللهِ أَتْقَاكُمْE Dalam masalah poasa Ramadhan, tanto saos takwa tak bisa ekaole kalaban namung nahan lapar tor pelka’. Bada hal laen se lebih penting kangguy etahan, enggi ka’dintoh ketergantungan manossa da’ salaen epon Allah, tamasok edalem hal kakdinto hawa seapoasa kalaban onggù-onggù apoasa paste nahan abâ’na dari sadâjâ kalakoan se jubâ’ akadhì noroten napso, lecek, arasanan, aremeagin oreng laen, riya’, nyake’e pihak laen, tor laen epon. Manabi tak saka’dintoh, poasa badân kaule sah monggù fiqih, nangeng tak nanto anilai e ajunan epon Allah subhanahu wata’ala. Rasulullah perna adâbuكَمْ مِنْ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلَّا الْجُوعُSearte epon “Banyak oreng seapoasa, nangeng tak ngaolle pan-ponapan dari poasana salaenna rassa lapar” HR Imam Ahmad. Jamaah shalat Idul Fitri hafidhakumullah,Sahubungan kalaban Poasaan se ampon kalebat tor sobungnga jaminan bâkal tapanggi pole sareng ramadhan taon dateng, hal se paleng pantes ekagâli enggi ka’dinto, “Mennang atas ponapa e are idul fitri?” tor jugân ponapa tatengnger badân kaule sadâjâ ampon ngaolle kamenangan?” Nauzubillah, manabi bâdân kaule sadâjâ masok ka golongan oreng senamung ngaole pelka’ tor lapar, tanpa gânjârân?Manabi dârajât se paling tenggì ka’dinto takwa, maka tatengnger epon jha’ saonggùna bâdân kaule masok ka golongan oreng sukses alebadìn Ramadhan tak bisa epesa sareng tatengnger epon oreng-oreng se muttaqin oreng-oreng se takwa. Sajan tenggì dârajât ketakwaan bâdân kaule sadâjâ, menangka tatengnger jùgân tenggina kasuksesan poasa bâdân kaule jùgân sabâliggâ, sajan sakonik dârajâttâ katakwa’an dalem bâdân kaule sadâjâ, nandâ’agin gagalla bâdân kaule sadâjâ sabulân bènteng e bulan Ramadhan. Ponapa bisaos tatengnger oreng-oreng takwa? Bannyak ayat se ajarba’agin tatengnger epon oreng takwa. Salah settong epon dalam Surat Ali Imranالَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّآءِ وَالضَّرَّآءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَـــافِينَ عَنِ النَّــاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُـحْسِنِــينَ“Enggi ka’dinto oreng-oreng se anafka’agin arta epon e bakto senang tor jùgân e bakto sossah, tor oreng-oreng se nahan sefat ngusok tor nyapora atas kasala’anna oreng laen. Allah seneng da’ oreng se abâdhi kabâgùsân” QS. Ali Imran 134. Jamaah shalat Idul Fitri hafidhakumullah, Ayat kasebbùt ajharba’agi tello’ tatengnger epon se daddi tatengngerra oreng takwa. Se kapeng settong, senneng asadakah sabagian artanah dalem kabada’an senneng otaba epon sossa. Oreng setakwa tak emo’ namung mekeren aba’na dibik. Andik sifat sosial, arassa niser da’ sesama, tor lebur akorban munggù oreng laen dalem kabada’an ponapa bisaos. Bahkan, tak namung senneng apareng ka oreng seekasennengngin, namung jùgân da’ oreng se ngabuto’ masalah Ramadhan tor Idul Fitri, tatengngera takwa se nomor settong ka’dinto saestona ampon edorong sareng Islam lebat ibadah zakat fitrah. Zakat fitrah menangka tandâ jha’ saongguna “rapor kalulusan” poasa kodù etandâi kalaban ngorbannagin sabagian arta epon tor andik rassa peduli da’ oreng laen se lemah. Ayat kasebbùt agùna’agi fi’il mudari’ yunfiqûna segâdùwan makna kagiatan ka’dinto elaksana’agin saterossa kalaban istiqamah. Pramila dari kadintoh, bisa efahami jha’ saonggùna zakat fitrah namung “pancengan” atas sadâjâ kepedulian sosial se tak tos-potos e bulan-bulan sekapeng dua, oreng se takwa ka’dinto mampu ajâgâ rassa ngusok. Ngusok menangka sifat kamanossaan, “gejala manusiawi”. Namung oreng-oreng se takwa tak bâkal alombâr sefat ngosok sarombanan. Al-kâdhim oreng senahan settong makna kalaban al-kadhîmah termos. Kaduana andik fungsi abendung senomer settong abendung amarah otabha ngusok, se nomer duwa’ abendung aeng panas. Akadhìya termos, oreng se takwa samastena mampu nyimpen panas e dadana saenggâna oreng-oreng e seddìkna tak oning jha’ parepa’en ngusok. Bani keng tak ngusok, nangeng ketakwaan epon alarang kaangguy ngusok karena oning da’ mudarat se bâkal namung nottak aeng panas e bakto jelas maslahat epon, tor leres-leres ebùto’agin. Pantes saos e kesempatan lebaran ka’dintoh, ummat Islam ajaga emosina sabagùs mungkin. nyeggâh amarah otabha ngusok ngoasaen aba’na, tor asikap da’ ka oreng-oreng se pernah adadiyagin ngusok kalaban wajar tor biasa saos. Ramadhan saestona ampon alateh oreng kangguy malapang dada, bijaksana, tor tettep cellep ngadèppi situasi se sekapeng tello’, oreng se takwa enggi ka’dinto nyapora kasala’anna oreng laen. Sabulan Ramadhan, ummat Islam eanjurragin mabannyak parnyo’onan pangapora da’ ka Allah kalaban maos اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ اْلعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي“Duh Allah, Ajunan dzat se Maha nyapora, seneng da’ ka oreng se minta pangapora, saporaagi abdina.”Oca’ afwun sapora eulang tello’ kale dalam dùwa kasebbùt, anandâ’agin jha’ saonggùna manossa anyo’on sapora kalaban onggù- onggù dari Allah SWT. Nyo’on sapora menangka bùkte sikap andhap ashor e ajunan epon Allah Swt menangka kabula se bannyak kasala’an tor tak socceh. Cara ka’dinto, manabi epraktikkagin kalaban penuh penghayatan, saongguna bisa alateh oreng selama Ramadhan tentang pentingnga dari bâdân kaule dibik saos tak mungkin socce dari kasala’an, alasan ponapa se bisa bâdân kaule tak bisa nyapora kasala’an oreng laen? Sapora, aropaagin parkara se singkat tor panda’ nangeng bisa ekarassa sanget berra’ amargâ persoalan ego, gengsi, tor unsur-unsur nafso laenna. Onggu bijaksana ulama-ulama e Indonesia se abadì lalampan silaturahim tor saleng nyapora e momen lebaran otabaepon tellasan. Samporna ampon, nalekana bâdân kaula lastare aberse’en aba’ dari kasala’an-kasala’an da’ ka Allah, saterros epon bâdân kaule sadâjâ saleng nyo’on sapora atas kasala’an dhibi’ sebang menangka manussa. Ampon saponapa kale poasa bâdân kaule lebadhin saomor odi’? ponapa tatengnger suksessa Ramadhan kasebbùt ampon eka’andi’ badan kaule sadâjâ? Wallahu a’lam bish اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَذِكْرِ اْلحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. Khutbah II اَللهُ أَكْبَرُ 7×، اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. فَيَاعِبَادَ اللهِ اِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِيْ كِتَابِهِ اْلعَظِيْمِ “إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِيِّ, يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ أَمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا”. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ اَلِهِ وَأًصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِ التَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ. وَعَلَيْنَا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِماَتِ, وَاْلمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ, اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ يَا قَاضِيَ اْلحَاجَاتِ. رَبَّنَا افْتَحْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ قَوْمِنَا بِاْلحَقِّ وَأَنْتَ خَيْرُ اْلفَاتِحِيْنَ. رَبَّنَا أَتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ اللهِ إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهىَ عَنِ اْلفَحْشَاءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوْا اللهَ يَذْكُرْكُمْ وَادْعُوْهُ يَسْتَجِبْ لَكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُDiterjemahkan dari website NU OnlinePenyusun Alif Budi Asli Khutbah Idul Fitri Tiga Ciri Sukses Ramadhan di Momen LebaranAlih Bahasa Tim LTMNU PCNU khutbah di atas dalam bentuk PDF ukuran Folio, klik tombol di bawah Advertisement - Hadirin hadirat Jama’ah Aidil Fitri Se sami Muljeh…..! Cara tor bentuk epon. Akdhiyah se ampon edhebuaghi e dhelem al-qur’an suroh al-Baqarah Ayat 155. وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ ۗ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ Se arte epon ben yektenah bhekal abherri’ coba’an sengko’ dhe’ be’na kabbhi manossah Kalabhen rasa tako’ kalaparan, kakorangan artah, ben jwa Kamatean ben we’ bhuwe’en ben abheri’eh kabher ghumbireh be’na Muhammad dhe’ ka oreng-oreng se pade sabbher. Dheri ayat ka’dhintoh, cem macemmah ujian se e toron aghi sareng allah SWT. Se umum ter Jadi dhe’ manussah bedhe 4 macem. Se nomer 1. Ujian KHAUF Tako’ ujian ka’dhintoh paleng sering terjadi dhe’ bedhen kaule tor para ajunan sadeje, missal epon tako’ malarat, tako’ misken, tako’ kaelangan pangkat/jabatan tor laen-laen epon. Se nomer 2. WANAKSIMMINAL AMWAL Ujian se aropa aghi kakorangan artah otabe ujian Kamiskenan. Se nomer 3. NAQSIMMINAL ANFUS ujian maut/kematian, ujian ka’dhintoh sadhejeh Manossah bedhi ngalami mateh. Se nomer 4. NAQSIMMINAS TSAMARAT engghi ka’dhintoh ujian deri Allah se aropa aghi kakorangan we’ bhuwe’en otabeh/pangan, missal epon taninah ecapo’ panyaket, hama, gagal panen se nyebab aghi kekurangan pangan alias kelaparan. Deri sadheje ujian se kasebbhut ka’dhinto, benni ghun coma terkait kalabhen hal-hal se e Ka bheji’ih manossah, namong olle dheddhi kanikmatan se bennyakakdhiyah artah, jabatan Tor kanikmatan dhunnyah laen epon jhugen tamosok beghian dheri ujian. Hal ka’dhinto Sesuai kalabhen dhebunah AllahSWT. E dhelem Al-Qur’an suroh Attaghabun ayat 15. إِنَّمَآ أَمْوَٰلُكُمْ وَأَوْلَٰدُكُمْ فِتْنَةٌ ۚ Saongghunah artanah be’na ben na’ ana’nah be’na kabbhi jeriyah ghun coma ujian. Deddhi sadheje kasennengan dhunnyah ka’dhinto aropa aghi ujian , manabhi tak teppa’ E dhelem aghuna’ aghi artanah maka oreng kasebbhut maka oreng kasebbhut anyamah tak lulus edhelem ujian kasennengan artah tor jabatan epon. Hadirin hadirat Jama’ah Aidil Fitri Se sami Muljeh…..! Seringkali musibhe se dheteng dhe’ manossah ka’dhinto e awweli kalabhen bebagai macam Kanikmatan, ananging e sebab aghi kataledoran tor ka lalian manossah ka’dhintoh saengghenah pas aobe sikap dheri se samastenah. Dhelem hal ka’dhintoh ulama membagi musiba ka’dhinto edhelem 3 macem. 1. Musibah IBTILA’ engghi ka’dhinto musibah se etoron aghi Allah SWT. Dhe’ ka kabhuleneh se soleh kaangguy ningkat aghi dherejeddeh. 2. FITNAH Yakni Musibe se etoron aghi Allah dhe’ ka kabhulenah se lalai, se tojjhuannah Kaangguy ebhelih pole dhe’ jhelen se lerres. 3. AZAB . engghi ka’dhintoh musibah se etoron aghi alloh dhe’ kabhulenah se ingkar, segghut amaksiat tor dzolim. Ayyuhal hadirun, para jama’ah aidil Fitrih Rahima kumullah………….. Wabah penyakit se melanda saat samangken ka’dhintoh, tamasok ujian se komplit otabhe Super lengkap, aponapah sebab epon? Karana se ampon kasebbhut ghelle’ e dhelem al-qur’an suroh al-baqoroh ayat 155, bahwa, cem macemmah ujian mulai dheri e uji rassa tako’ , reng oreng saat samangken sami—sami tako’ tor kobheter ami’ katolaran panyaket Corona ka’dhintoh se nomer 2, e sebab aghi corona sabhegian oreng samngken e uji kalaparan karanah se biasah andhi’ pangaselan pas tak alakoh sampe’ posing se e dhe’ereh. Se nomer 3. Asabeb corona saat samangken sabhegian manossah kakorangan artah alias abhek laep, karanah nganggur, e PHK ben cem samacemmah. Teros se nomor 4, e sebab aghi corona jhugen maka pas bennyak se terjangkit akherah meninggal dunia. Deddhi Allah SWT. Noron aghi panyaket se anyamah virus corona ka’dhintoh tamaso’ ujian Se super lengkap dhe’ manossah, se berdampak tak sae e dhelem setiap gheris kaodhi’en Kaule tor para ajunan sadheje selaku kabhule epon Allah SWT. Dampak/Akibat buruk dheri corona ka’dhintoh samangken loar biasah, khusus epon dhe’ Ka ekonomi masyarakat, pengangguran terjadi e man ka’dimman tempat, angka kejahatan Semakin meningkat jhugen. Manabhi bedhen kaule tor para ajunan sdheje menyadari tor Ngagheli jhe’ saonggunah wabah ka’dhintoh aropa aghi ujian otabe musibe, tor dheri hal ka’dhintoh pas atambhe kaimanan tor katakwaan epon, maka ghelle’ ampon e sebbhut aghi E akhir ayah suroh Al-baqarah ayat 155, engghi ka’dhintoh وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ Maksoddheh oreng se sabbher ngadepbih musibe otabhe ujian deri Allah SWT. Maka oreng ka’dhintoh bhedhi kengeng kabhunga’an e dunnyah kantos akhirat. Hadirin hadirat Jama’ah Aidil Fitri Se sami Muljeh…..! Keranah parloh e kageli sareng bedhen kaule tor para ajunan sadheje, jhe’ saonggunah Sabbhen-sabbhen kejadhian e bhumi ka’dhintoh bhegus se nyenneng aghi otabhe nyossa aghi tro ngaroghiyaghi, sadhejenah atas karsa epon Allah SWT. Edhelem hal ka’dhinto Allah SWT. Adhebu edhelem Al-qur’an suroh Al-Hadid ayat 2. مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي أَنْفُسِكُمْ إِلَّا فِي كِتَابٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَبْرَأَهَا إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ Se arte epon tadhe’ settong musibe se menimpa/melanda e bhumi bhen dhe’ abhe’nah manossah salaenah jheriyah la e toles e dhelem kitab Lauh mahfudz sabhellunah sengko’ nyipta’aghi be’na kabbhi, saongghunah e dhelem parkarah areyah, sanget ghempang mongghu Allah. Deddhi sadheje ponapah se se terjadi aropa aghi musibe/ujian tor cobaan, hal ka’dhintoh Ampon e toles tor e rencana aghi sareng Allah SWT. Sabhellunah manossah ka’dhinto e cepta aghi. Bedhen kaule sadheje selaku kabhule epon Allah se dhaif se tak andhi’ kakoatan anangeng kakoatan epon Allah, se tak andhi’ ka kobhesa’an salaenah kakobhesa’annah Allah Se tak andhik karsa anangeng karsa epeon Allah, jhugen tak ngaoningih ponapah se bhekal terjadi e masa-masa se bhekal dheteng, mila dheri ka’dhintoh, bheden kaule tor para ajunan sadheje wajib ikhtiar tor berusaha kaangguy ngamri pangaporah, hidayah tor jughen Ma’unah deri ajunan epon allah SWT. Se ka’dhimmah e saat samangken bedhen kaule sadejeh ngadhepih kbedhe’en tor suasana se cokop rumit tor rowet, angeng coma kalabhen pangaporanah Allah SWT. Se bisa malebbhar permasalahan ummat e saat samangken ka’dhintoh. Se bhekal mabhelih pole dhe’ kedamaian, kasejahteraan kaodhi’an bedhen kaule tor para ajunan sadheje. Hadirin hadirat Muslimin/Muslimat Jama’ah Aidil Fitri Se sami Muljeh…..! Ngireng bedhen kaule ngajhek dhe’ abhe’ dhibi’ tor para ajunan sadheje se ka’dhimmah kaangguy an dheddhiyaghi ibede poasah ramamadhan ka’dhinto, sebagai perantara / jembatan kaangguy kengeng pangaporanah AllahSWT. Karana poasa Ramadhan se ampon elastareyaghi ka’dhintoh aghendu’ pan saponappan pangajeren dhe’ bedhen kaule sadheje Otamanah kaangguy tak lakoh alombher hawa nafso se bisa akibat aghi bhendunah Allah SWT. Edhelem hal ka’dhintoh Allah SWT ampon ajhenjih de kabhulenah se beriman, edhelem suroh Al-A’raf ayat 96. E sebhut aghi…. وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَٰكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ Arte epon jhe’ sakengah e dhelem settong penduduk negeri settong nagere padhe beriman ben bertaqwa dhe’ Allah SWT, yakteneh sengko’ bhekal mukka’ kabherkatan dhe’ Ka oreng-oreng se bedhe e nagereh jheriyah dheri langngi’ ben bhumi, tatapenah oreng-oreng jeriyah lecek dhe’ sengko’ dhebunah Allah maka sengkok noron aghi seksaan dhe’ oreng-oreng jheriyah sebab perbuatannah. Deri ayat ghepanika ampon jelas jenjinah Allah SWT, manabi Masyarakat e settong nagereh ghenikah bennya’an se beriman ben bertaqwa, maka Allah SWT. bhekal apareng kabherkatan dheri langghi’ ben bhumih, ben sabheliggeh manabi masyarakat e settong negereh ghenika bennyak se lecek tor ingkar dhe’ ka Allah, benni kabherkatan se e bhukka’ anangeng azab tor bheleih se ekaolle, mungkin tamasok corona ghepanika sala settongah. Na’udzubillah tsumma na’udzubillah. Hadirin/Hadirat Jama’ah Aidil Fitri se emulje aghi Allah SWT. Se keng bingkeng,ngireng bedhen kaule sareng para ajunan sadhejeh sami-sami mabennyak anyo’on dhe’ ajunan epon allah SWT samoghe’eh ibede poasah ramadhan tor perayaan Aidil fitri taon samangken ka’dhintoh bedhi dheddiyeh tambenah kaimanan tor katakwaan dhe’ ajunan epon allah SWT tor ibede poasah bedhen kaule sadejeh ekataremah mongghu Allah saenggenah bisa deddhi panabher atas sadejeh bencana tor wabah penyakit se meresahkan akadhih saat samangken ka’dhintoh, malar mandher cepettah epalebbher /ecabhut sareng Allah SWT. Amien 3x yaa robbal alamien. بارك الله لى ولكم فى القرآن العظيم, و نفعنى وإياكم بما فيه من الآيات و الذكر الحكيم, وتقبل مني و منكم تلاوته إنه هو السميع العليم. أقول قولى هذا و أستغفر الله لى ولكم ولسائر المسلمين من كل ذنب, فاستغفروه إنه هو الغفور الرحيم. KHUTBAH KE – 2 الله أكبر 7 لا إله إلا الله والله أكبر ، الله أكبر ولله الحمد الْحَمْدُ للهِ الْمُبْدِئِ الْمُعِيْدِ، الفَعَّالِ لِمَا يُرِيْدُ، مَنَّ عَلَيْنَا بِصِيَامِ رَمَضَانَ وَإِدْرَاكِ الْعِيْدِ، وَوَعَدَنَا بِالْجَنَّةِ وَالْمَزِيْدِ، وَأَشْهَدُ أنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ . أما بعد فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ وَأطِيْعُوهُ وَالرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ الْمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍوَعُمَروَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. للهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللَّهُمَّ أَعِزّ اْلإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ الْمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاَعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.

khutbah idul fitri bahasa madura